Nasehat Penerang Hati

1. JADIKAN AKHIRAT SEBAGAI TUJUANMU

Apa yang pertama kamu ingat ketika bangun tidur?

-Lupa akan menonton bola di tengah malam?

-Menyesal karena tidak menonton tim kesayangan?

-Ataukah akan mencari HP?

-Ataukah ternyata kesiangan? Dan terlambat untuk menjalankan sholat?

-Tugas belum selesai?

-Apakah akan bersyukur & berdoa karena masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup?

-Ataukah engkau memilih bergegas untuk melakukan kewajibanmu sebagai seorang muslim yang baik?

Sholat? Ngaji? Dzikir? Atau ibadah sunnah yang lain?

Saudaraku, SHOLAT itu bukan “part time” bukan juga “sometime” apalagi “no time” SHOLAT itu harus “full time” dan juga “on time” Karena MATI itu “any time”

Rasulullah saw. bersabda :

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari)

Rasulullah saw. bersabda :

“Barangsiapa bangun di pagi hari dan hanya dunia yang ada di pikirannya. Sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah di dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 macam penyakit dalam dirinya:

-Kebingungan yang tiada putus-putusnya

-Kesibukan yang tiada pernah jelas akhirnya

-Kebutuhan yang tidak pernah merasa terpenuhi

-Khayalan yang tidak berujung wujudnya.”

-HR. Muslim-
2. NASEHAT MENYENTUH HATI

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah

Betapa banyak kita lihat manusia saling berlomba mencari dunia, mereka bergegas dan takut akan kehilangan dunia.

Sementara kita lihat mereka duduk dan berlambat- lambat dalam menghadiri shalat lima waktu berjamaah di masjid-masjid, padahal itu merupakan tiang agama.

Dan betapa banyak kita lihat mereka tetap bersabar duduk di jalan-jalan, toko-toko berjam-jam yang lama, mereka mengalami susahnya hawa terik panas dan dingin, demi mengais dunia. Sementara kita melihat mereka tidak bisa bersabar untuk duduk beberapa menit saja di masjid untuk menunaikan shalat atau membaca Alquran.

Dan betapa banyak kita lihat para pemuda muslimin mereka berlomba ke lapangan-lapangan bola, mereka menghamburkan banyak uang untuk membeli tiket masuk, kemudian disana ribuan orang berkumpul. Terkadang mereka menghabiskan siang harinya dan begadang malamnya, berdiri dengan kaki mereka, mata mereka tertuju, badan mereka tegak, suara mereka nyaring, menyaksikan para pemain yang menang dari mereka.

Mereka rela bersusah payah begini di jalannya setan. Sementara jika mereka dipanggil untuk menghadiri shalat di masjid dengan *“Hayya alash Shalah Hayya alal Falaah”* mereka pura-pura buta dan tuli dan mereka berpaling. Seolah-olah muadzin itu mengajak mereka ke penjara atau seakan-akan ia meminta hak dari mereka.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﺭْﻛَﻌُﻮﺍ ﻻ ﻳَﺮْﻛَﻌُﻮﻥَ ﻭَﻳْﻞٌ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻟِﻠْﻤُﻜَﺬِّﺑِﻴﻦ َ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Rukuklah,” mereka tidak mau rukuk. Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”

(QS. Al-Mursalat 48)

ﻳَﻮْﻡَ ﻳُﻜْﺸَﻒُ ﻋَﻦْ ﺳَﺎﻕٍ ﻭَﻳُﺪْﻋَﻮْﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﻓَﻼ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻴﻌُﻮﻥَ ° ﺧَﺎﺷِﻌَﺔً

ﺃَﺑْﺼَﺎﺭُﻫُﻢْ ﺗَﺮْﻫَﻘُﻬُﻢْ ﺫِﻟَّﺔٌ ﻭَﻗَﺪْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳُﺪْﻋَﻮْﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﻭَﻫُﻢْ ﺳَﺎﻟِﻤُﻮﻥ .

“(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkap dan mereka diseru untuk bersujud; maka mereka tidak mampu. Pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).”

(QS. Al-Qalam 42-43)

Wahai kaum muslimin, keadaan ini kebanyakan kita sekarang lebih mementingkan dunia dan berpaling dari akhirat. Kita tidak mengambil ibrah dari orang yang (telah mati) mendahului kita..

Kita tidak melihat kepada orang di sekitar kita.. Kita tidak lagi tersentuh oleh nasehat.. Kita tidak bisa mengambil manfaat dari peringatan..

….Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un….

Kita memohon kepda Allah semoga Dia mengaruniakan kepada kita taubat, menyadarkan hati kita dari kelalaian ini. Sesungguhnya Dia mendengar dan mengabulkan doa.

Al-Khutbah al-Mimbariyah 1/313-314

|| follow shalafus shalih

Raih amal shalih dengan menyebarkan tulisan ini, semoga bermanfaat.

Jazakumullahu khoiron.
3. Masuk Surga Bersama Keluarga

Berkumpul bersama keluarga adalah salah satu dari kenikmatan dunia. Siapa yang tidak bahagia dan gembira ketika berkumpul bersama keluarga?. Momen bahagia yang tidak bisa digambarkan dan tidak bisa tergantikan dengan kawan atau pun sahabat.

Kita lihat contoh fenomena di Indonesia, ketika momen lebaran Idul Fitri, kaum muslimin berusaha agar berkumpul bersama keluarga dengan segala upaya. Misalnya menebus harga tiket yang mahal, perjalanan yang jauh, macet yang melelahkan serta halangan dan rintangan lainnya ketika safar untuk pulang kampung. Semuanya ini dilakukan untuk bisa berkumpul bersama keluarga dan berbahagia bersama.

Perlu diketahui bahwa semua kenikmataan dan kebahagiaan yang diinginkan oleh manusia di dunia, akan ada di surga kelak.

Allah berfirman,

ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺸْﺘَﻬِﻲ ﺃَﻧْﻔُﺴُﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺪَّﻋُﻮﻥ

“Di dalam surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta.” (Q.S. Fushshilat: 31)

Kesamaan tersebut hanya ada pada nama, akan tetapi kenikmatannya tentu berbeda, jauh lebih nikmat di surga.

Tentunya kenikmatan berupa berkumpul dan masuk surga bersama keluarga, juga telah disediakan oleh Allah.

Allah berfirman,

ﺟَﻨَّﺎﺕُ ﻋَﺪْﻥٍ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮﻧَﻬَﺎ ﻭَﻣَﻦْ ﺻَﻠَﺢَ ﻣِﻦْ ﺁﺑَﺎﺋِﻬِﻢْ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻬِﻢْ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻪِﻡْ

“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri- istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini bahwa Allah akan mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya di surga. Ini adalah dalil satu keluarga bisa masuk surga bersama. Beliau berkata,

ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﺣﺒﺎﺑﻬﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻵﺑﺎﺀ ﻭﺍﻷﻫﻠﻴﻦ ﻭﺍﻷﺑﻨﺎﺀ ، ﻣﻤﻦ ﻫﻮ ﺻﺎﻟﺢ ﻟﺪﺧﻮﻝ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ; ﻟﺘﻘﺮ ﺃﻋﻴﻨﻬﻢ ﺑﻬﻢ ، ﺣﺘﻰ ﺇﻧﻪ ﺗﺮﻓﻊ ﺩﺭﺟﺔ ﺍﻷﺩﻧﻰ ﺇﻟﻰ ﺩﺭﺟﺔ ﺍﻷﻋﻠﻰ ، ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺗﻨﻘﻴﺺ ﻟﺬﻟﻚ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﻋﻦ ﺩﺭﺟﺘﻪ

“Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya, pent).”[1]

Orang tua dan anak saling tarik-menarik ke surga dengan memberi syafaat.

Fasilitas yang Allah sediakan agar keluarga bisa masuk surga bersama yaitu mereka akan saling tarik-menarik agar bisa masuk surga dan berada di dalam surga yang tingkatnya sama. Hal ini Allah anugrahkan agar mereka bisa berkumpul bersama. Bisa jadi sang anak berada di surga tertinggi, sedangkan orang tua berada di surga terendah, maka sang anak mengangkat derajat orang tuanya ke surga yang lebih atas, demikian juga sebaliknya.

Anak bisa mengangkat derajat orang tua mereka, hal ini telah diketahui oleh kaum muslimin dengan banyak dalil. Misalnya anak sebagai amal jariyah yang terus mendoakan orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﻭَﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﻭَﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya dan doa anak yang shalih”[2]

Demikian juga derajat orang tua naik karena istigfar anaknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

ﺇﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﺘُﺮْﻓَﻊُ ﺩَﺭَﺟَﺘُﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﻧَّﻰ ﻫَﺬَﺍ؟ ﻓَﻴُﻘَﺎﻝُ : ﺑِﺎﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭِ ﻭَﻟَﺪِﻙَ ﻟَﻚَ

“Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istigfar anakmu untukmu.’[3]

Orang tua pun bisa menarik anaknya ke tingkatan surga yang lebih tinggi.

Allah Ta’ala berfirman,

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺍﺗَّﺒَﻌَﺘْﻬُﻢْ ﺫُﺭِّﻳَّﺘُﻬُﻢْ ﺑِﺈِﻳﻤَﺎﻥٍ ﺃَﻟْﺤَﻘْﻨَﺎ ﺑِﻬِﻢْ ﺫُﺭِّﻳَّﺘَﻬُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻟَﺘْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻠِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻛُﻞُّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺴَﺐَ ﺭَﻫِﻴﻦٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap- tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

(QS. Ath Thuur: 21)

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan,

{ ﺃﻟﺤﻘﻨﺎ ﺑﻬﻢ ﺫﺭﻳﺎﺗﻬﻢ { ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﻳﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﻜﻮﻧﻮﻥ ﻓﻲ ﺩﺭﺟﺘﻬﻢ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻤﻠﻮﺍ ﺗﻜﺮﻣﺔ ﻟﻶﺑﺎﺀ ﺑﺎﺟﺘﻤﺎﻉ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻟﻴﻬﻢ

“Maksud dari ‘Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka’ yaitu, anak-cucu mereka kelak di surga, sehingga jadilah anak-cucu mereka sama derajatnya dengan mereka walaupun anak-cucu mereka tidak beramal seperti mereka, sebagai penghormatan terhadap bapak-bapak mereka agar bisa berkumpul dengan anak- cucu mereka (di surga kelak).”[4]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menafsirkan, 

“Keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan yang muncul dari orang tua atau kakek-buyut mereka. Lebih utama lagi jika keimanan muncul dari diri anak-keturunan itu sendiri. Allah akan mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua atau kakek-buyut mereka di surga walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya (kedudukan anak lebih rendah dari orang tua –pent), sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi pahala mereka. Akan tetapi Allah tidak mengurangi pahala orang tua mereka sedikitpun.”[5]

Semoga kita semua bisa masuk surga bersama keluarga yang kita cintai. ALLAHUMMA AAMIIN.

Artikel: Muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] Lihat Tafsir Ibnu Katsir

[2] HR. Muslim no. 1631

[3] Sunan Ibnu Majah no. 3660, dinilai hasan oleh Al-Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad]

[4] Tafsir Jalalain hal. 535, Darus Salam, Riyadh, cet.II, 1422 H

[5] Taisir Karimir Rahman hal 780, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet.I, 1424 H

Follow @Cahaya jannah

4. ﷽

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

DAHSYATNYA SEDEKAH

Kenapa Seorang Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia ?

Sebagaimana firman Allah ﷻ :

ﺭَﺏِّ ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺃَﺧَّﺮْﺗَﻨِﻲ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺟَﻞٍ ﻗَﺮِﻳﺐٍ ﻓَﺄَﺻَّﺪَّﻕَ

“ Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah…” {QS. Al Munafiqun: 10}

Kenapa dia tidak mengatakan,

“Maka aku dapat melaksanakan umroh” atau“Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa” dll ?

Berkata para ulama,

Tidaklah seorang mayit menyebutkan “sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal …

Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya …

Rasulullah ﷺ ,bersabda

ﻛُﻞُّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻓِﻲ ﻇِﻞِّ ﺻَﺪَﻗَﺘِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻔْﺼَﻞَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ

“ Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” (HR. Ahmad, IV/174, dishahihkan oleh Syu’aib al-Arnauth ‏)

Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yang sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka …

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha ia mengatakan ,

ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻥَّ ﺃُﻣِّﻲ ﺍﻓْﺘُﻠِﺘَﺖْ ﻧَﻔْﺴُﻬَﺎ ﻭَﺃَﻇُﻨُّﻬَﺎ ﻟَﻮْ ﺗَﻜَﻠَّﻤَﺖْ ﺗَﺼَﺪَّﻗَﺖْ ﻓَﻬَﻞْ ﻟَﻬَﺎ ﺃَﺟْﺮٌ ﺇِﻥْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺗَﺼَﺪَّﻕْ ﻋَﻨْﻬَﺎ

“ Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya ibuku wafat secara mendadak, aku kira dia punya wasiat untuk sedekah, lalu apakah ada pahala baginya jika aku bersedekah untuknya? Beliau menjawab: “Na’am (ya), sedekahlah untuknya.” (HR. Bukhari No. 2609, 1322, Muslim No. 1004, Malik No. 1451, hadits ini menurut lafaz Imam bukhari

5. Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh

Motivasi pagi

*Cara Allah Menyangi*

Cara Allah menyayangimu bukan dengan meringankan masalahmu, tapi dengan menguatkan jiwamu sehingga sehebat apapun masalahmu kau tetap bertahan dan tak menyerah.

Cara Allah menyayangimu bukan dengan mengurangi beban yang kau pikul, tapi dengan mengokohkan pundakmu, sehingga kau mùampu memikul amanah yang diberikan kepadamu Cara Allah menyayangimu mungkin tak dengan memudahkan jalanmu menuju sukses, tapi dengan kesulitan yang kelak baru kau sadari bahwa kesulitan itu yang akan membuatmu semakin berkesan dan istimewa

Hidup itu …

Butuh masalah supaya kita punya kekuatan,

Butuh pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras,

Butuh air mata supaya kita tahu merendahkan hati,

Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai,

Butuh tertawa supaya kita tahu mengucap syukur,

Butuh senyum supaya tahu kita punya cinta,

Butuh orang lain supaya tahu kita tidak sendiri

Beberapa luka tidak diciptakan untuk sembuh, tidak pula untuk menetap. Jika ia berakhir dengan ke IKHLASAN, ia akan lahir menjadi cahaya yang itu adalah hadiah terindah dari Allah.

Berbahagialah pada taqdir dengan penerimaan yang tulus, Sungguh mengajari hati BERBAIK SANGKA itu Indah.

Selamat beraktivitas semoga kita semua diberikan keselamatan, kesehatan, kekuataan, kesabaran dan rezeki yang melimpah, Aamiin.

Awali hari dengan doa dan hati yg ikhlas..

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh
6. RAMADHAN TELAH PERGI

Ramadhan telah pergi, tapi ia pasti kembali sedangkan kita tak pasti bisa lagi bertemu dengannya

Ramadhan telah pergi, bulan penuh ampunan bulan dimana satu kebaikan dibalas 700 kali lipat sedangkan di hari-hari lainnya tidaklah seistimewa Ramadhan.

Ramadhan telah pergi, tapi apakah amal kita telah diterima? Apakah dosa kita telah diampuni?

Jika ingin menguji amalan kita diterima atau tidak maka lihatlah diri kita setelah Ramadhan. Jika diri kita semakin baik maka itulah tanda amalan kita diterima Allah dan memberikan kebaikan-kebaikan selanjutnya kepada kita. Jika diri kita kembali bermaksiat maka itulah tanda dosa kita bertambah dan kita termasuk orang-orang celaka yang tidak diampuni.

Astaghfirullah

Ramadhan adalah proses awal dari sebuah jalan menuju ketaatan, jadi apabila saat Ramadhan datang kita taat tapi saat Ramadhan pergi kita kembali bermaksiat maka sesungguhnya kita telah gagal melewati proses, kita telah gagal melawan hawa nafsu di luar Ramadhan dan kita telah gagal mendapatkan kemenangan.

Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan adalah saat kita bisa menjadi jauh lebih baik setelah Ramadhan. Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan adalah saat kita mampu lebih dekat dengan Allah setelah Ramadhan.

Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan adalah saat istiqomah menjadi jalan yang ditempuh melewati semua ujian hidup setelah Ramadhan.

Jangan ucapkan “selamat tinggal Ramadhan”, tapi ucapkanlah “sampai jumpa lagi, Ramadhan. Semoga Allah memberikan kita umur untuk berjumpa dengannya ditahun-tahun berikutnya Aamiin Allahumma Aamiin”.
7. Dan kita pun berpisah

By: Rha Khoolah
Pada senja yang menggoreskan jingganya

Berpadu menenggelamkan mentari

Dan petangpun menyapa bersama suara adzan yang menggema diseluruh pelosok dan sudut negeri

Menandakan haripun telah berganti

Kesedihan menyapa dalam kesendirian

Bulir air mata pun tak terbendung saat perpisahan didepan mata

Bagaimana tidak? bulan penuh keberkahan akhirnya berlalu mengucapkan salam perpisahan

Tamu yang selalu dinanti-nanti selama 11 bulan lamanya kini melenggang pergi atas izin Allah

Meninggalkan seorang diri dengan sejuta tanya “Apakah amalanku diterima, apakah dosaku diampuni” dan masih banyak pertanyaan lain yang tak mampu aku jawab

Hanya do’a yang selalu aku sematkan agar amalan dibulan Ramadhan itu berbuah pahala, mengundang berkah dan Allah memberikan Rahmat-Nyapada diri yang lemah ini.

Semoga Allah kelak masih mempertemukanku kembali dengan tamu keagungan ini dengan pribadi yang lebih baik lagi

Allahumma Balighna Ramadhan

Leave a comment